IPKKI Riau Menuju Implementasi Transformasi Sistem Kesehatan Yang Tangguh

oleh -210 views

Pekanbaru, nsknews.com – Pengurus Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI) Provinsi Riau periode 2022 – 2027 resmi dilantik pada Sabtu, 25 Februari 2023.

IPKKI merupakan Organisasi tempat berhimpun komunitas para perawat yang dibentuk dalam suatu badan kelengkapan profesi untuk melakukan pengembangan dan pembinaan praktik keperawatan yang kedepannya akan lebih siap melayani kesehatan masyarakat.

Usai rangkaian pelantikan, Ketua Umum IPKKI Pusat Ns. Purwadi M.Kep, Sp.Kep.Kom berharap dengan adanya kepengurusan IPKKI di Provinsi Riau bisa menjembatani bentuk kebutuhan dari komunitas perawat dan secara khusus mampu menjadi penguat garda terdepan untuk terwujudnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara menyeluruh.

“Tentunya juga IPKKI mengupayakan memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang berada di daerah-daerah terisolir atau kurang akses. Kami berharap para pengurus tetap selalu memiliki semangat untuk mengutamakan promosi dan preventif yang akan mengkampanyekan semangat hidup sehat kepada masyarakat,” jelas Ns. Purwadi.

Sebagai pengurus di Pusat, Purwadi menyampaikan pesan kepada IPKKI di Riau agar mengedepankan pelayanan premier yang lebih menyentuh masyarakat baik di klinik, posyandu, puskesmas, maupun tempat lainnya diharapkan bisa dilayani secara langsung oleh komunitas perawat.

“Kepada para perawat kami himbau untuk fokus terhadap penyakit-penyakit menular seperti TBC, HIV AIDS, Malaria serta penyakit-penyakit tidak menular yang masih terus bertambah seperti diabetes dan stroke. Disini peran serta kita sangat diharapkan untuk bisa mengedukasi dan mensosialisasikan program-program kesehatan yang langsung mengena di masyarakat,” ujar Ns. Purwadi.

“Terakhir, untuk kolaborasi dan sinergitas dengan pemerintah akan terus kita jaga, sehingga akan terwujudnya semangat baru dan spirit baru untuk menuju Riau sehat seutuhnya,” tutupnya.

Ns. Ari Pristiana Dewi M.Kep, CT yang resmi menjabat Ketua IPKKI Provinsi Riau mengatakan untuk program kerja kedepannya akan membuat terobosan dengan merangkul semua perawat yang ada di instansi Dinas Kesehatan dan di Puskesmas diseluruh kabupaten/kota se Provinsi Riau.

“Ini merupakan bagian dari upaya kita untuk dapat mengajak atau merangkul secara keseluruhan perawat-perawat komunitas, sehingga kedepannya kita akan mampu menelaah permasalahan-permasalahan yang ada dilingkungan pusat maupun di daerah-daerah kabupaten/kota, dan kemudian kita mensinkronisasikan semua program kesehatan dari Dinas Kesehatan,” ujar Ns Ari Pristiana Dewi yang akrab dipanggil Pristi.

Ia juga menyampaikan bahwa selama ini pemerintah khususnya Dinas Kesehatan selama memiliki prioritas penyelesaian masalah kesehatan, misalnya dalam pencegahan pengendalian stunting, pengendalian wabah virus Covid-19, dan masalah penyakit menular maupun tidak menular.

“Dengan banyaknya permasalahan kesehatan tersebut maka kami dari IPKKI Riau akan selalu bersinergi dengan pemerintah, mana hal-hal yang prioritas akan kami utamakan sehingga tingkat keberhasilan program kesehatan masyarakat dapat tercapai,” sebut Pristi yang juga salah satu Dosen di Universitas Riau seraya mengatakan untuk pengurus dan anggota saat ini berjumlah 56 orang.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau H. Zainal Arifin, SKM, M.Kes melalui Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Riau drg. Sri Dharmayanti menyampaikan apresiasinya terhadap keberadaan IPKKI di Bumi Lancang Kuning Provinsi Riau.

Yang mana menurut Sri, kedepannya IPKKI diharapkan mampu terlibat dalam implementasi transformasi sistem kesehatan melalui upaya mewujudkan sistem kesehatan yang tangguh.

“Karena IPKKI ini merupakan bagian dari PPNI, tentunya kami berharap adanya sinergitas dan kolaborasi antara organisasi profesi dengan pemerintah Provinsi Riau, dengan cara fokus kepada enam pilar transformasi kesehatan,” ujar Sri.

Adapun untuk 6 (enam) pilar transformasi kesehatan yakni :

1. Transformasi Layanan Primer, Kementerian Kesehatan melalui Puskesmas dan Posyandu harus mampu menjadi garda terdepan dalam mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk hidup sehat;

2. Transformasi Layanan Rujukan, Kementerian Kesehatan menargetkan di tahun 2024 di Rumah Sakit seluruh Provinsi mampu memberikan pelayanan dalam menangani empat penyakit penyebab kematian paling tinggi yaitu penyakit jantung, stroke, kanker dan ginjal;

3. Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, yakni dengan mendorong kemandirian farmasi dan alat kesehatan dalam negeri, serta meningkatkan jejaring surveilans dan persiapan tenaga kesehatan cadangan dalam merespon ancaman krisis kesehatan;

4. Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan, berbagai upaya dilakukan dengan menata ulang pembiayaan dan manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang cukup, adil, efektif, dan efisien;

5. Transformasi SDM Kesehatan, Kemenkes berupaya dengan meningkatkan kuantitas, distribusi, dan kualitas tenaga kesehatan hingga pelosok. Target optimis yang akan dicapai yaitu angka ideal dokter 1 banding 1.000 populasi dan pemenuhan nakes di Puskesmas dan RSUD sesuai standar; dan

6. Transformasi Teknologi Kesehatan, Indonesia terus bertransformasi menuju sistem kesehatan yang tangguh dan terintegrasi, salah satunya dengan melakukan integrasi data rekam medis pasien di fasyankes ke dalam satu platform Indonesia Health Services (IHS) atau yang diberi nama SATUSEHAT.

“Maka disinilah peran IPKKI dalam menjalankan enam pilar transformasi kesehatan, dengan memberikan informasi, dukungan, asuhan, dan menentukan pemecahan masalah dalam implementasi transformasi sistem kesehatan wajib dilakukan sehingga dapat memperkuat transformasi sistem kesehatan kedepannya,” tutup drg. Sri Dharmayanti.

Untuk diketahui, rangkaian kegiatan pelantikan pengurus IPKKI Provinsi Riau dilaksanakan juga seminar keperawatan dengan tema peran perawat dalam transformasi layanan primer untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Provinsi Riau. *(mrz)